Dosen FKIK UIN Malang Kembali Diberi Amanah Sebagai Petugas P3JH di Arab Saudi

Cerah dan sejuknya hawa, begitulah suasana tasyakuran akbar FKIK UIN Malang dalam rangka tasyakuran peningkatan akreditasi dan peringatan Dies Maulidiyah ke VI yang telah berhasil digelar pada 24 Juni 2022. Tak hanya itu, hal istimewa tergambar dengan adanya agenda hybrid oleh para dosen P3JH (Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji) yang kini berada di tanah suci Mekkah untuk menjalankan tugasnya. Beliau adalah dr. Rizal Novianto; dr. Christyaji Indradmojo, Sp.EM; dan Yossi Indra Kusuma, S.Ked., M.Med.Ed.

“Sebuah wadah yang luar biasa dari PSPD dan profesi dokter dengan pencapaian akreditasinya. Inilah bukti istiqamah, janji, dan kesetiaan kita terhadap visi misi,” begitu perkataan dr. Christyaji Indradmojo. Harapannya dari Blok Kedokteran Haji yang merupakan keunggulan pendidikan dokter UIN Malang ini, nantinya Mahasiswa FKIK UIN Malang dapat memberikan pelayanan yang baik pula sebagai P3JH.

Sementara itu dalam sambutannya, dr. Rizal Novianto menyampaikan bahwa pertandingan masih berlanjut dan belum berakhir. Semua civitas akademika memiliki andil dalam perjuangan ini baik dukungan dari tim akreditasi, IOM, maupun stakeholder rumah sakit jejaring telah menjalankan perannya masing-masing. Kemudian, impian besar dari salah satu dosen FKIK yang sedang melaksanakan pendidikan di Malaysia pun diungkapkan oleh dr. Abdul Malik Setiawan, M.Infect., Dis yaitu menjadikan program studi pendidikan dokter atau profesi dokter dalam beberapa tahun kedepan segera mendapatkan akreditasi unggul.

Ucapan Syukur dan do’a FKIK oleh dr. Christyaji Indradmojo

            Do’a dan cita-cita tak pernah berhenti dari setiap lisan civitas akademika untuk FKIK UIN Malang tercinta. Begitu pula dari Bapak Yossi Indra Kusuma, S.Ked., M.Med.Ed yang memberikan motivasinya melalui video pesan singkat yang diputar saat Dies Maulidiyah VI FKIK UIN Malang. “Semoga perjalanan kedepan FKIK UIN Malang menjadi semakin unggul dapat meraih prestasi reputasi internasional dan dapat menghasilkan dokter ulul albab dengan tetap menjaga semangat integrasi antara ilmu-ilmu Islam dan Ilmu-Ilmu Kedokteran,” pungkasnya.

Kontributor : Novia Vivin S. (Farmasi 2020)Tim PERS FKIK